Senin, 30 Mei 2016

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dan Guru


بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ


A. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban seorang muslim. Sebagaimana hadits Nabi SAW, “Rida Allah terletak pada Ridha Orang Tua, Murka Allah terletak pada Murka Orangtua (HR. Baihaqi). Kedua orang tua telah susah payah mengurus kita sejak kecil. Ibu mengandung, melahirkan, dan merawat anak. Bapak bekerja membanting tulang demi menafkahi keluarga.
Firman Allah dalam QS Al – Isra 23-24 :
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا (17:23)
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (17:24)
“Dan Tuhanmu telah memerintahkanmu agar jangan menyembah selain kepada-Nya, dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang atau keduanya (dari orang tuamu) mencapai usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu mengatakan “ah” kepada mereka, dan janganlah kamu menghardik mereka, dan katakanlah kepada merkeka kata-kata yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh rasa sayang, dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah memeliharaku pada waktu kecil”
Ayat diatas mengandung makna bahwa kita harus membalas budi kebaikan kedua orang tua, dan mendoakan mereka.
Berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan yang paling dicintai Allah SWT, selain shalat pada waktunya dan berjihad di jalan-Nya. Imam Adz-Dzahabi menjelaskan, berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) hanya dapat direalsiasikan dengan memenuhi 3 bentuk kewajiban, yaitu menaati segala perintah orang tua selagi bukan maksiat; menjaga amanah harta titipan/pemberian orang tua; dan membantu/menolong orang tua bila mereka dibutuhkan.
Hikmah berbakti kepada orang tua adalah sebagai berikut.
1. Merupakan amal yang paling utama.
2. Apabila orang tua ridha, maka Allah pun ridha, atas amal yang kita perbuat.
3. Dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan bertawasul dengan amal shaleh tersebut.
4. Diluaskan rezeki dan panjang umur.
5. Dimasukkan kedalam surga oleh Allah swt.
B. BERBAKTI KEPADA GURU
Guru harus dihormati. Kedudukan guru sangatlah tinggi. Beliaulah yang mengajarkan kita ilmu. Beliaulah orang tua kita di sekolah. Imam Al-Ghazali menempatkan posisi guru langsung dibawah para Nabi. Guru adalah para alim ulama (yang mengetahui). Kita harus rendah hati terhadap guru meskipun ilmu kita lebih tinggi. Jika terjadi perbedaan pendapat, beragrumenlah dengan cara yang baik (mujadilah bil-lati hiya ahsan). Niscaya ilmu yang didapat menjadi berkah, dan kita akan diberi pahala oleh Allah Swt. dan masuk kedalam surga-Nya.

Rukun Sholat

 RUKUN SHOLAT (ada 17)

1. Niat

2. takbiratul ihram

3. berdiri bagi yang mampu(ketika) dalam sholat fardu

4.membaca al-fatihah

5.rukuk

6.thumakninah dalam rukuk

7.iktidal (berdiribangun dari rukuk)

8.thumakninah dalam iktidal

9.sujud dua kali

10.thumakninah dalam sujud

11.duduk diantara dua sujud

12.thumakninah dalam duduk diantara dua sujud

13.membaca tasyahud akhir

14.duduk (ketika membaca) tasyahud akhir

15.membaca sholawat pada nabi muhammad saw. dalam duduk tasyahud akhir

16.(membaca) salam

17.tertib (mengerjakan secara berurutan)

Referensi: 

Safinatun Najah - Al-Imam Nawawi

Sirah Nabawiyyah [Nabi Muhammad SAW]

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya - Kita sebagai ummat Islam yang beriman kepada Allah SWT, sudah menjadi keharusan untuk mengetahui sejarah nabi Muhammad Saw yang telah berjuang untuk Islam dan untuk ummatnya. Simak artikel mengenai kisah nabi muhammad dari lahir sampai wafat.

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya


Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Wafat

Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang dibawanya.

1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :
- Ahmad
- Al-Mahi
- Al-Hasyir
- Al-'Aqib
- Muqaffi
- Nabiyyuttaubah
- Nabiyyurrahmah.

Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
  • Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
  • Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
  • Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
  • Al-'Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
  • Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
  • Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma'shum dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
  • Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.

Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.

2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.

Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.

3. Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.

Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).

Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.

4. Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.

Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.

5. Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).

6. Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.

7. Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.

Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.

Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.

8. Anak dan Putri Nabi Muhammad Saw
Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim. Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah. Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.

9. Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana."

Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa As.

"Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad Saw. "Ya…," jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).

10. Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah 
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.

11. Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :

- "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi." (Al-Hajj: 39).

- "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS. Al-Baqarah: 190).

Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).

Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.

12. Akhlak Nabi Muhammad Saw 
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur"

a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.

Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.

Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.

b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: "Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).

Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.

13. Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya

a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
  • diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
  • bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
  • dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
  • diberi syafa’at
  • dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Keistimewaannya di hari kiamat 
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: "Saya adalah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).

Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia)." (HR. Muslim).

14. Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?"

15. Nabi Muhammad Saw Wafat 
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.

Sebelum ruhnya dicabut, beliau membaca :
"مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ, اللهُـمّ اغفِـر لى وارحمنى وألحقنى بالرفيق الأعلى, اللهم الرفيق الأعلى."


* Referensi :
- A’rif Nabiyyaka Saw, Qism Ilmiy, Dar Al-Wathan, Riyadh
- Al-Mu’in ar-Raiq min Sirah Khairi al-Khalaiq, Prof. Dr. Sa’id M. Shaleh Shawabi, Risywan Kairo, 2008.
- Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Pena, Jakarta, 2002
- Sirah Nabawiyah, Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah
- Subul al-Huda wa ar-Rasyad, Maktabah Syamilah
- Tafsir Ibnu Katsir
- Raudhatul Anwar, Shafiurrahman Al-Mubarkafury, Pustaka Raja Fahd, Riyadh 1427 H
- Uyun al-Atsar, Maktabah Syamilah

Mengenal 25 Nabi dan Rasul

Para nabi merupakan orang yang diberi wahyu (ajaran Islam yang mengandungi peraturan tertentu) oleh Allah S.W.T sebagai panduan hidup dirinya sendiri manakala Rasul pula adalah nabi yang diperintahkan oleh Allah S.W.T untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada manusia sejagat pada zamannya.
Rasul dan nabi terakhir ialah Nabi Muhammad S.A.W yang ditugaskan untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang khusus kepada manusia di zaman baginda sehingga hari kiamat. Selepas kewafatan baginda, tugasnya itu disambung oleh orang Islam yang menjadi pengikutnya. Sebagai seorang Islam,kita perlu patuh kepada Iman Rukun Iman yang kedua iaitu percaya kepada para nabi dan para rasul.
Tidak diketahui berapakah jumlah para nabi yang sebenar tetapi adalah dianggarkan mereka berjumlah lebih kurang 100,000 orang dan manakala para rasul pula dianggarkan berjumlah 300 orang. Walau bagaimanapun jumlah ini tidak dapat dipastikan.
Jumlah para Nabi dan Rasul sangat banyak. Namun yang harus diimani hanya 25 Rasul
sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran. Mereka adalah :
01.Nabi Adam a.s.                            02.Nabi Idris a.s.
03.Nabi Nuh a.s.                               04.Nabi Hud a.s.
05.Nabi Salih a.s.                              06.Nabi Ibrahim a.s.
07.Nabi Luth a.s.                              08.Nabi Ismail a.s.
09.Nabi Ishaq a.s.                             10.Nabi Ya’akub a.s.
11.Nabi Yusuf a.s.                              12.Nabi Ayub a.s.
13.Nabi Syu’aib a.s.                           14.Nabi Musa a.s.
15.Nabi Harun a.s.                             16.Nabi Zulkifli a.s.
17.Nabi Daud a.s.                               18.Nabi Sulaiman a.s.
19.Nabi Ilyas a.s.                                20.Nabi Ilyasa’ a.s.
21.Nabi Yunus a.s.                             22.Nabi Zakaria a.s.
23.Nabi Yahya a.s                              24.Nabi Isa a.s.
25.Nabi Muhammad s.a.w
Sebenarnya ramai lagi Nabi-nabi lainya yang namanya tidak dicantumkan di dalam Al-Quran. Dalam hal ini Allah hanya memberikan syariat yang ditunjukan kepada Nabi Muhammad menerusi firman Allah:
“Dan Kami telah mengutus Rasul-Rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu, dan Rasul-Rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu.”
(An-Nisa’:164)
Para Nabi itu mempunyi darjat yang berbeza antara satu sama lain dari segi
keutamaan dan kedudukannya. Sebagaimana firman Allah:
“Dan sesunguhnya Kami lebihkan sebahagian Nabi-Nabi itu atas sebahagian yang lain.” (Al-Isra’:55)
Allah SWT telah melebihkan darjat dan keutamaan Nabi Muhammad SAW diatas para Nabi dan Rasul yang lain. Nabi Muhammad SAW diutus kepada seluruh manusia dan jin, sedang para Nabi sebelum baginda diutus hanya kepada umat mereka saja
WAJIB-BERIMAN-KPD-NABI-DAN-RASUL
Islam menjadikan iman kepada para Nabi dan Rasul sebagai salah satu rukun
akidah (rukun iman) sebagaimana firman Allah:
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin ), kami beriman kepada Allah dan apa saja
yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’kub, dan anak cucunya, dan apa
saja yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabi- Nabi dari Tuhanya. Kami tidak membezakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami menyerah diri.”
Di antara para Rasul itu ada yang disebut dengn “Ulul „Azmi”, ertinya Rasul yang paling banyak menghadapi cabaran yang berat dan berjuang dengan pengorbanan dan kesabaran yang tinggi. Rasul-rasul itu adalah Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s dan Nabi Muhammad S.A.W.
PARA-RASUL-MAKSUM
Di samping keempat-empat sifat itu, mereka juga mempunyai sifat lain, iaitu:
Terbebas dari sebarang aib yang merosakkan nama baik, „Ishmah ( terpelihara ) ataupun
disebut juga „maksum.‟
Salah satu keistimewaan para Nabi dan Rasul adalah bahawa mereka sebagai manusia yang paling sempurna kejadian dan akhlaknya, paling tinggi ilmunya, paling mulia keturunannya, paling benar perkataannya, paling dapat dipercayai, dan mereka terhindar dari sebarang samada secara fizikal mahupun rohani.
Para Nabi sentiasa mendapat pengawasan, pertolongan dan petunjuk daripada Allah
SWT. Oleh itu mereka terhindar dari sebarang perbuatan dosa. Ertinya, mereka tergolong “
maksum “, tidak melakukan
kesalahan dengan sengaja apalagi perbuatan dosa.
Sebagaimana firman Allah:
“Tidak mungkin seseorang Nabi berkhianat.” ( Ali Imran: 161 )
Mukjizat yang diturunkan Allah Taala kepada para utusan-utusan-Nya itu berbagai
bentuknya, antara lain:
JENIS-JENIS-MUKJIZAT
1. Mukjizat Kauniyah, yakini mukjizat yang merupakan keajaiban seperti terpancarnya air mata dari celah-celah batu yang dipukul oleh Nabi Musa dengan tongkatnya ketika kaumnya kehausan; awan yang memayungi Bani Israil didaerah At-Taih dan
terbelahnya air laut yang dilalui Nabi Musa untuk melarikan diri dari kerajaan fir‟aun,
yang kemudiannya tertutup semula ari laut itu selepas baginda menyeberanginya.
2. Akhbarun Haibiyah (khabar gembira ), yakin mukjizat Nabi berupa pengetahuan tentang perkara-perkara yang belum pernah ia lihat, seperti khabar yang disampaikan Isa kepada kaumnya, ia dapat menceritakan apa yang dimakan dan apa yang disimpan di rumah kaumnya.
3. Mukhalifun Lil Qawaninit-Thabi‟iyyah, yakini mukjizat Nabi berupa sesuatu yang bertentangan dengan hukum alam, seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir untuk membakar Nabi Ibrahim yang tiba-tiba merasa kesejukan ditengah-tengah api yang bergejolak.
4. Mukjizat yang berupa keanehan-keanehan, sesuai dengan keperluan adanya mukjizat. Allah SWT memberikan mukjizat kepada para Rasul-Nya sesuai dengan keperluannya yang dihadapi umatnya untuk membuktikan kebenaran kerasulannya kepada mereka.
SIFAT-NABI-DAN-RASUL
Allah SWT memilih para nabi-Nya agar supaya mereka menjadi duta antara Allah dan hamba-hamba-Nya. Allah memilih mereka di antara setiap makhluk ciptaan yang lainnya kerana mereka mendapat beban memikul amanah yang agung, iaitu amanah wahyu dan menyampaikan dakwah serta risalah kepada segenap hamba-Nya. Telah berlaku kebijaksanaan Allah yang luhur untuk menjadikan mereka sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya, paling utama ilmunya, paling mulia sahsiahnya dan paling agung amanahnya. Allah menjaga mereka dengan pertolonga-Nya dan melindungi mereka dpenjagaan-Nya serta mengawasi mereka.
Para nabi a.s. walaupun mereka itu manusia biasa, kerana mereka juga makan dan minum, sihat dan sakit, menikahi wanita, berjalan-jalan di pasar, ditimpa oleh belbagai segi yang dirasa pahit oleh manusia seperti lemah, tua dan mati, namun mereka berbeza dengan manusia pada umumnya kerana mereka mempunyai beberapa kekhususan dan mereka memiliki sifat-sifat yang agung dan luhur. Adanya kekhususan sifat-sifat ini bagi mereka merupakan sesuatu yang memang harus ada pada mereka. Sifat-sifat itu adalah seperti berikut:
1. Shidiq ( jujur )
2. Amanah ( dapat dipercayai )
3. Tabliqh ( menyampaikan wahyu )
4. Fatanah ( cerdas )
SIDDIQ

Sifat ini merupakan suatu kepastian bagi nabi. Sifat ini, walaupun bagi manusia biasa
juga merupakan keharusan, namun untuk bekal dakwah para nabi sifat itu menjadi sesuatu yang mutlak wajib ada, dan bahkan merupakan sifat pembawaan pada diri mereka. Maka tidaklah mungkin bagi seorang nabi, nabi mana pun juga, dari dirinya timbul sesuatu yang dapat merosak kewibawaan seperti berbohong dan berkhianat, memakan harta manusia dengan jalan yang tidak sah, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Memandangkan sifat itu tidak wajar bagi manusia biasa, maka bagaimana halnya dengan seorang nabi yang dekat dengan Tuhan atau raul yang mulia? Seandainya boleh terjadi adanya kebohongan pada para nabi, maka pastilah itu tidak berkaitan dengan berita yang disampaikan melalui wahyu atau kemungkinan hanyalah persoalan-persoalan yang berkaitan dengan diri mereka sendiri, atau mereka menciptakannya darikonsep pemikiran
mereka kemudian mereka menyandarkannya kepada Allah secara bohong, namun rasanya
hal itu tidak mungkin terjadi pada mereka.
Oleh kerana itulah kita mendapati Al-Quranul Karim menghukumnya dengan ketentuan yang pasti terdadap setiap yang mencuba mengada-ada dengan atas nama Allah, atau lisannya berbuat dusta. Allah berfirman tentang diri Nabi Muhammad SAW yang bermaksud:
“Seandainya dia (Muhammad ) mengada-adakan sebagai perkataan atas (nama)
Kami, nescaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kananya. Kemudian benar0benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalang ( Kami ) dari pemotongan urat nadi itu. Dan sesunguhnya Al-Quran itu benar-benar suatu pengajaran bagi orang-orang yang
bertakwa”.
(Al-Haqqah: 44-48)
Ayat ini merupaka ancaman yang menakutkan bagi orang yang membuat dusta nama Allah dalam urusan akidah. Ini adalah suatu ketentuan yang tidak ada ampun (belas kasih) di dalamnya. Ketentuan ini lahir untuk menetapkan kemungkinan yang satu tanpa adanya kejujuran Rasulullah SAW bersarta manusia
AMANAH
Maksudnya iaitu bahawa seorang nabi adalah orang yang diberi kepercayaan terhadap wahyu, menyampaikan perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan tanpa melebihi atau menguranginya, tanpa mengubah atau menantinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Tala yang bermaksud:
“(iaitu) orang –orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang pun selain kepada
Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”.
(Al-Ahzaab: 39)
Jadi semua nabi itu diberi kepercayaan keatas wahyu, mereka menyampaikan urusan-urusan Allah sebagaimana adanya, tidak mungkin bagi mereka untuk membuat khianat atau mereka merahsiakan atas apa yang diperintahkan oleh Allah, kerana khianat itu bertentangan dengan amanah.
Para nabi yang mulia semuanya telah menunaikan amanah dengan cara yang paling
sempurna. Seandainya para nabi itu tidak mempunyai sifat amanah pastilah akan berubah dan berganti risalahnya dan manusia pasti tidak menjadi tenang terhadap wahyu yang diturunkan. Dalam kaitan ini, Sayyidah „Aisyah r.a. berkata:” seandainya Muhammad itu menyimpan sesuatu yang diturunkan Allah padanya pastilah ia menyembunyikan ayat berikut ini ( maksudnya ):
“Dan kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakan, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allahlah yang berhak untuk kamu
takuti….”
(Al-Ahzaab: 37)
Masing-masing nabi dan rasul tentu memiliki sifat amanah yang sempurna, supayajiwa menjadi tenang menuju keselamatan wahyu. Segala yang dibawa nabi sesunguhnya semata-mata dari sisi Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
TABLIGH
Sifat ini merupakan kekhususan terhadap para rasul yang mulia, yang bermaksud dengannya adalah bahawa rasul itu menyampaikan hukum-hukum Allah serta menyampaikan wahyu yang diturunkan kepada manusia dari langit. Mereka tidak menyembunyikan sedikit pun dari apa yang diwahyukan oleh Allah kepada mereka, walaupun seandainya di dalam penyampaian risalah bagi manusia itu akan menimbulkan suatu penganiayaan yang besar atau kejahatan yang mestinya hanya layak ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan dan kerosakan.
Demikianlah kita dapat mengetahui bahawa semua para rasul itu mengistiharkan dengan terus terang bahawasanya mereka itu bersungguh-sungguh menyampaikan risalah Allah dan menasihati umat, sampai kepada rasul yang terakhir iaitu Nabi Muhammad SAW, yang mana Allah memerintahkan untuk menyampaikan risalah.
Allah mengutus para Rasul agar dapat memberi peringatan kepada sekalian alam. Allah mengutusnya pada suatu masa kekosongan para rasul agar beliau mematahkan alasan-alasan ahki kitab iaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani agar mereka tidak
mengatakan: “Tidak pernah datang kepada kami seorang pemberi khabar gembira dan
pemberi peringatan”.
Rasulullah SAW telah menyampaikan ajaran Tuhanya, dan ketika turun
kepadanya firman Allah yang bermaksud:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintah
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”.
(Al-Hijr: 94)
FATANAH
Fatanah adalah kecerdasan dan kecerdikan. Seorang nabi tidaklah diutus kecuali ia mempunyai keagungan dan kecerdikan yang luar biasa, sempurna kecerdasannya dan daya fikiranya. Perhatikanlah firman Allah Taala yang melukiskan tentang Nabi Ibrahim a.s. perhatikanlah sikap Nabi Ibrahim di dalam diskusinya dengan kaumnya yang musyirik, nescaya anda akan mendapatkan di dalamnya tanda-tanda kecerdikan dan kecerdasan pada diri Nabi Ibrahim a.s. menerusi dialog berikut yang bermaksud:
“Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong kecuali yang
terbesar ( induk ) dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali ( untuk
bertanya ) kepadamya. Mereka berkta: “siapakah yang melakukan perbuatan tuhan-
tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orng-orang yang zalim”. Mereka berkata: “
( kalau demikian ) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang ramai, agarmereka menyaksikan”.
Mereka bertanya: “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan- tuhan kami, wahai Ibrahim?” Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.
Maka mereka telah kembali kepada kesedaran mereka dan lalu berkata:
“Sesungguhnya kami sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”.
Kemudian kepala mereka tertunduk (lalu berkata):
“Sesungguhnya kamu ( wahai Ibrahim ) telah mengetahui bahawa berhala-berhala
itu tidak dapat berbicara”. Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah
selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak ( pula )
memberi mudharat kepada kamu?” Ah ( celakalah ) kamu dan apa yang kamu
sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?”
(Al-Anbiya’: 58-67)
KEISTIMEWAAN-NABI-DAN-RASUL
SUATUhal yang sangat penting mengenai dakwah para nabi a.a. ialah bahawa
mereka itu mempunyai karakteristik dan keistimewaan tersendiri, iaitu:
Pertama: Dakwah para nabi itu merupakan tuntutan Ilahi, maksudnya melalui
wahyu dan aklif daripada Allah.
Kedua: Para nabi tidak meminta upah atas misi kerasulanya, mereka hanya
mengharapkan pahala dari Allah.
Ketiga: Memurnikan agama kerana Allah dan mengikhlaskan Ibadah kepada-
Nya.
Keempat: Sederhana dalam mengajak, tidak memberatkan atau menyukarkan.
Kelima: Jelas sasaran dan tujuan dalam dakwah para nabi.
Keenam: Bersikap zuhud terhadap dunia dan mengutamakan akhirat daripada
kehidupan dunia.
Ketujuh: Memfokuskan pada akidah tauhid dan menitikberatkan dalam hal
keimanan kepada yang ghaib.
Inilah keistimewaan terpenting dari dakwah para nabi yang mulia. Kami akan menjelaskan tiap-tiap segi dari masing-masing keistimewaan dengan penjelasan dan huraian yang memadai
CIRI2-KENABIAN
Kenabian merupakan kurnian Allah S.W.T yang di anugerahkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya yang tidak boleh diperolehi dengan kemampuan akal, tidak boleh di capai dengan usaha dan memperbanyak ketaatan, dan tidak pula diterima sebagai warisan. Akan tetapi ianya hanya boleh diterima melalui ketentuan Allah Taala. Hal ini sebagaimana firman-Nya:
“Allah memilih utusan-utusanNya dari malaikat dan dari manusia. SesungguhnyaAllah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(Al-Hajj:75)
Allah berfirman yang bermaksud:
“Dia menurunkan para malaikat dengan membawa wahyu dan perintah-Nya kepada siapa sahaja dan yang Dia kehendaki di antara para hamba-Nya iaitu: Peringatlah olehmu sekalian, bahawasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku maka hendaklah kamu bertaqwa kepada-Ku.”

Malaikat yang Wajib Diketahui

10 Malaikat Dan Tugasnya Yang Wajib Diketahui – Rukun iman dalam Islam ada 6 perkara dan salah satunya iman kepada malaikat Allah SWT. Maksudnya ialah meyakini akan adanya malaikat-malaikat Allah, meskipun malaikat Allah adalah makhluk ghaib yang diciptakan daru nur atau cahaya dan tidak bisa dilihat oleh kasat mata, namun malaikat juga salah satu dari makhluk ciptaan Allah yang harus kita ketahui. Banyak malaikat-malaikat yang Allah ciptakan seperti malaikat malakal maut, namun yang wajib kita ketahui sebagai umat Islam ada 10 nama malaikat. Tidak ada yang mengetahui berapa jumlah pasti malaikat Allah. Pembahasan kali ini kita akan fokuskan pada 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya.

10  Malaikat Allah Dan Tugasnya


Adapun nama-nama malaikat yang wajib diketahui antara lain:
1. Jibril – Malaikat Jibril ini tugasnya adalah menyampaikan wahyu yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi dan Rasul. Terdapat ayat yang menjelaskannya di Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 97.
2. Mikail – Jika anda pernah mendapat rizki dalam hidup anda berupa apa saja, bisa harta, kesehatan atau apapun. Ketahuilah bahwa malaikat Mikail lah yang membagikan rizki tersebut. Ya, malaikat Mikail tugasnya adalah membagikan rizki.
3. Israfil – Dalam rukun iman yang terakhir atau yang keenam kita umat manusia khususnya umat muslim wajib beriman kepada hari kiamat. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat nanti akan ada malaikat yang bertugas untuk meniup terompet Sangkakala namanya, pertanda bahwa berakhir sudah kehidupan di dunia ini. Malaikat yang mendapat tugas tersebut adalah malaikat Israfil, sang peniup Sangkakala.
4. Izrail – Allah berfirman dalam Al-Qur’an pada surat Ali Imran ayat 185 yang berbunyi “setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati”. Ketahuilah, bahwa malaikai Izrail lah yang bertugas untuk mencabut nyawa.
5. Munkar – Ketika kita sudah mati dan berada dalam kubur, ada malaikat yang akan menanyakan amal perbuatan kita semasa kita hidup dan akan menyiksa kita ketika kita tidak bisa menjawabnya, yakni malaikat Munkar yang bertugas menanyakan amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Nakir – Adalah malaikat Nakir yang mempunyai tugas yang sama dengan malaikat Munkar, malaikat Munkar dan Nakir mempunyai tugas yang sama di alam kubur yaitu menanyakan amal perbuatan manusia di alam kubur.
7. Raqib – Manusia didunia ini pasti pernah melakukan sesuatu yang baik maupun buruk, terlepas dia sengaja atau tidak. Ketahuilah bahwa ada malaikat yang bertugas mencatat semua amal perbuatan kita yang baik semasa kita hidup di dunia ini. Dia adalah malaikat Raqib, sang pencatat amal baik.

8. Atid – Jika kita tadi membahas malaikat Raqib yang tugasnya mencatat amal baik manusia pada semasa hidupnya. Lain dengan malaikat Atid, malaikat Atid mempunyai tugas kebalikan dari malaikat Raqib yaitu mencatat seluruh amal buruk perbuatan manusia sema hidup di dunia.
9. Malik – Percayalah bahwa kita semua tidak akan mau menyinggahi tempat yang satu ini, tempat ini diciptakan untuk orang-orang yang kufur kepada Allah SWT, orang-orang yang tidak berada dijalanNya dan tidak pernah patuh kepada perintahNya, tempat tersebut adalah neraka. Dan malaikat yang bertugas menjaga pintu neraka adalah malaikat Malik.
10. Ridwan – Berbeda dengan yang diatas, jika kita orang yang selalu amanah dijalan Allah SWT, orang yang yang selalu taat pada perintahNya dan layak untuk singgah di surga nya Allah SWT. Ketahuilah, bahwa disana ada malaikat Ridwan sang penjaga pintu surga.
Malaikat ini Allah ciptakan dari nur atau cahaya, yang sifatnya ghaib. Malaikat diciptakan lebih dulu dari manusia. Malaikat juga diberikan oleh Allah SWT akal namun tidak diberi hawa nafsu, sehingga malaikat hanya menyembah Allah dan taat pada perintah Allah serta selalu tunduk pada Allah.
Demikian pembahasan mengenai 10 Malaikat Dan Tugasnya Yang Wajib Diketahui, semoga bisa dihafal dengan baik dan bermanfaat bagi para pembaca. Sekian terimakasih.